• Sel. Jul 1st, 2025

CAKRAWALA TV

MENGUNGKAP BERITA DIBALIK FAKTA

Aksi Tolak UU TNI di Surabaya Berakhir Ricuh, 15 Polisi Alami Luka-luka dan 25 Massa Diamankan

ByKURDI MURZALI

Mar 26, 2025

Surabaya, (Ctv.com), -Aksi Demokrasi unjuk rasa menolak Undang-Undang Tentara Nasional Indonesia (UU TNI) di depan Gedung Negara Grahadi, surabaya, pada Senin malam 24 Maret 2025, berakhir dengan Ricuh dan bentrok antara demonstran dan aparat keamanan dari kepolisian.

Kericuhan terjadi saat massa menolak membubarkan diri, meski sudah mendapat peringatan dari Polisi akhirnya melakukan tindakan tegas, menangkap dan menggelandang 25 orang ke dalam Gedung Grahadi yang diduga Profokasi dan Anarkis.

Bentrokan mulai memanas sejak pukul 17.20 WIB. Awalnya, aparat kepolisian yang berjaga sudah memperingatkan para demonstran agar menghentikan aksi pelemparan batu, bom molotov dan benda keras terhadap petugas serta merusak dua camera CCTV yang terpasang di atas Rambu-Rambu lalu lintas.

Dari atas mobil komando, AKBP Teguh Santoso, Kasat Samapta Polrestabes Surabaya, menyerukan agar massa segera membubarkan diri.

“Silakan Anda meninggalkan lokasi sebelum kami memberikan tindakan tegas. Silakan meninggalkan area di depan saya,”Ucap AKBP Teguh.

Namun, imbauan itu tak digubris oleh massa demonstran. Justru malah ada lemparan batu dan benda-benda lainnya terus meluncur dari arah demonstran. Aparat pun merespons dengan menembakkan water cannon guna membubarkan massa.

“Jangan mencederai Demokrasi ini, kami perintahkan agar Anda membubarkan diri. Apabila kami melakukan tindakan tegas, akan ada banyak korban berjatuhan,”lanjut Teguh.

Situasi semakin tak terkendali ketika sejumlah orang berpakaian preman menyusup ke tengah kerumunan, lalu menangkap beberapa demonstran yang dianggap sebagai provokator. 5 orang langsung diamankan dan digelandang ke dalam Gedung Grahadi.

Saat bentrokan memuncak sekitar pukul 18.30 WIB, Polisi terus melakukan upaya pemukulan mundur terhadap massa dari Jalan Gubernur Suryo ke arah Jalan Pemuda. Akibatnya, banyak demonstran tercerai-berai, namun beberapa masih berusaha melakukan tindak perlawanan terhadap Aparat keamanan.

Kapolrestabes Surabaya, Kombes Pol Luthfie Sulistiawan, memastikan bahwa kepolisian masih mendata para demonstran yang telah diamankan.

“Masih kita lakukan pendataan nanti kita akan sampaikan dan tentu akan kita dalami apakah mereka melakukan tindak pidana atau tidak,”ujar Luthfie di lokasi kejadian.

Luthfie juga mengakui bahwa aksi unjuk rasa kali ini berujung ricuh. Sejumlah orang yang belum teridentifikasi melemparkan batu, botol, petasan, bahkan bom molotov, hingga merobohkan gapura bertuliskan ‘Marhaban Ya Ramadhan 1446 H’ yang ada di sekitar lokasi demonstrasi.

Untuk membubarkan massa, polisi terus menggunakan water cannon dan menangkap beberapa orang yang diduga sebagai provokator.

“Mudah-mudahan ini menjadi pembelajaran. Aspirasi tetap akan kami layani, tapi aturan harus ditaati. Tadi memang ada lempar-lemparan, tapi insyaallah tidak ada yang krusial,” imbuhnya.

Kericuhan dalam aksi unjuk rasa ini juga menyebabkan korban dari pihak kepolisian. 15 anggota polisi dikabarkan mengalami luka-luka akibat terkena lemparan benda keras saat ini masih dirawat di Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya.

Namun, Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Luthfie Sulistiawan mengatakan bahwa pihaknya masih mendalami kejadian tersebut. Kita dalami dan akan kita sampaikan perkembangan selanjutnya,”pungkas Kombes Pol luthfie

Aksi demonstrasi menolak UU TNI di Surabaya berakhir ricuh dengan bentrokan antara massa dan aparat kepolisian. Polisi terpaksa mengambil tindakan tegas dengan mengamankan 25 demonstran,” Selain itu sejumlah infrastruktur jalan umum banyak mengalami kerusakan akibat Massa demonstran yang Anarkis.
(Ed1-Ctv)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *