• Ming. Nov 16th, 2025

CAKRAWALA TV

MENGUNGKAP BERITA DIBALIK FAKTA

Diduga Gunakan Material Tidak Sesuai Spesifikasi Proyek Rekontruksi Jalan Lematang – BTS Kota Bandar Lampung Disorot Publik

ByDIYAN SAPUTRA

Nov 16, 2025

Lampung Selatan, www.CakrawalaTv.com- Proyek rekonstruksi jalan yang berlokasi di Desa Sabah Balau, Kecamatan Tanjung Bintang, Kabupaten Lampung Selatan, menuai sorotan publik. Hal ini dipicu oleh dugaan penggunaan material batu yang tidak sesuai spesifikasi serta kualitas beton yang dinilai kurang maksimal. Rabu (05/11/2025).

Pantauan tim media di lapangan menunjukkan material batu yang digunakan bukan batu belah hitam sebagaimana standar konstruksi, melainkan batu berwarna putih berukuran kecil hingga sedang. Material tersebut dinilai tidak sesuai untuk konstruksi pondasi talut atau tembok penahan tanah (TPT) yang membutuhkan batu belah dengan kekuatan tertentu.

Kondisi ini menimbulkan kekhawatiran masyarakat mengenai ketahanan struktur TPT yang sedang dikerjakan.

Proyek rekonstruksi jalan ini memiliki nilai kontrak sebesar Rp 2.491.278.684, dikerjakan oleh CV Wilby Prima Perkasa dengan sumber anggaran dari Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Lampung Selatan tahun anggaran 2025, serta memiliki waktu pelaksanaan 90 hari kalender.

Namun, selain dugaan penggunaan material tidak sesuai spesifikasi, keretakan memanjang juga tampak pada permukaan beton. Hingga kini belum terlihat adanya upaya perbaikan ataupun pernyataan resmi dari pihak kontraktor maupun DPUPR Lampung Selatan selaku penanggung jawab teknis proyek.

Sejumlah warga turut mempertanyakan kualitas pekerjaan proyek tersebut.

> “Kalau pakai batu seperti ini, bangunan talut bisa cepat rusak. Harusnya pakai batu belah hitam, bukan batu putih begitu. Sedangkan beton yang sudah retak sebelum digunakan, apakah kualitas materialnya sesuai? Bagaimana metode kerjanya dan bagaimana pengawasannya?” ujar salah satu warga yang enggan disebutkan namanya.

> “Jangan-jangan ini proyek asal jadi. Ini dana pemerintah dari rakyat, jumlahnya besar, dan harus digunakan secara maksimal. Kami mendesak adanya pengawasan ketat, bahkan audit menyeluruh jika diperlukan,” tambahnya.

Pada Sabtu (15/11/2025), tim media kembali melakukan pemantauan di lokasi. Hasilnya, sejumlah titik rekonstruksi jalan terlihat mengalami retak bahkan patah hingga bagian bawah.

Dugaan sementara, kerusakan tersebut terjadi akibat pemadatan dasar rabat (base) yang kurang optimal serta ketebalan beton yang diduga tidak mencapai standar minimal 10 cm.

Hingga berita ini diterbitkan, pihak kontraktor belum memberikan keterangan resmi terkait temuan ini.(Tim)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *