LBMWI DPW NTB” Hadirkan Wagub dan 14 Pakar Narasumber”Webinar Sukses Digelar
Cakrawalatv.com| Diskusi Webinar Nasional DPW NTB Lembaga Barisan Muda Wirausaha Indonesia ini menghadirkan Wakil Gubernur NTB Ibu Dr. Ir. Hj. Sitti Rohmi Djalillah, M.Pd sebagai Keynote Speaker bersama 14 Pakar Narasumber, diantaranya Tenaga Ahli Wakil Presiden RI dan Mendagri RI, Pakar Ekonomi, Pakar Kesehatan, Pakar Pendidikan dan Duta Pariwisata Indonesia. Acara yang dikuti ratusan peserta ini berlangsung selama 5 jam mulai pukul 19.00 Wita – 24.00. Kegiatan tanggal 27 Oktober 2020 ini dalam rangka menyambut hari sumpah pemuda dengan tema “Peran Pemuda Milenial Dalam Menghadapi Resesi Ekonomi Nasional”.
Dalam diskusi ini seluruh narasumber mengarahkan pembicarannya pada persoalan bagaimana pemuda milenial berperan aktif membangun SDM berbasis interpreneur, membuka peluang usaha, menciptakan lapangan kerja, bersinergi dengan pemerintah menjadi mitra pembangunan. Praktisnya, bersinergi membangun ekonomi kerakyatan adalah pilihan solutif dalam menjawab ketidakpasian pertumbuhan ekonomi nasional dan daerah akibat pandemik covid 19, demikian juga tantangan bonus demografi yg dihadapi Indonesia. Dalam hal ini pengangguran dan kemiskinan adalah persoalan serius yg akan mempengaruhi kondisi perekonomi nasional dan daerah. Ketua LBM WI NTB Agus Fahrin, S.Hum dalam sambutannya menyampaikan persoalan ini menjadi tantangan dan tanggungjawab semua pihak dalam menghadapinya.
Wakil Gubernur NTB selaku Keynote Speaker dalam sambutannya mengajak pemuda milenial untuk bangkit berperan aktif sebagai mitra pembangunan daerah dan negara. Menurutnya, dalam menghadapi kondisi resesi ekonomi akibat covid 19. Pemuda Milenial harus bergerak dalam semua bidang. Menurut Ummi Rohmi, “Kesiapan SDM, implementasi program yg berbasis ekonomi kerakyatan dan langkah langkah kreatif pemuda milenial menjadi penting diperhatikan serius dan diakomudir untuk membantu pemerintah dalam mendorong percepatan pertumbuhan ekonomi nasional maupun daerah melalui kebijakan pemerintah yang memberi penguatan ekonomi melalui kegiatan pelatihan bagi para UMKM, “membeli produk lokal yang dikemas dalam bantuan JPS Gemilang yang merupakan produk-produk asli dari masyarakat NTB,” demikianlah point sambutan Ummi Rohmi yg dikenal pemimpin perempuan cerdas dan merangkul ini.
Dalam kesempatan ini Dr. Kaharudin berpandangan bhw “pemuda milenial harus speak by data, dapat mengembangkan inovasi dan keahliannya sehingga menjadi bermanfaat dan berkarya, bergerak menjadi solusi percepatan pertumbuhan ekonomi nasional dengan langkah membangun sinergisitas, memanfaatkan peluang kerja dan berdaya saing. Kuncinya sumber daya manusia unggul dan memiliki komitmen kebangsaan, memberi kesejukan kepada masyarakat dan dapat bekerjasama dengan pemerintah dalam mewujudkan Indonesia maju dan sejahtera”. Jelas Tenaga Ahli Wakil Presiden RI ini.
Sementara Dr. Iwan Harsono memaparkan bhw kita sudah masuk dalam kondisi RESESI EKONOMI dalam bahasa ekonomi adalah : TETANGGA KITA “TIDAK MAKAN” atau setengah penduduk menurun pendapatannya. Dalam hal ini, peran pemuda milenial dalam menghadapi Resesi Ekonomi nasional di Era Pendemic sangat tergantung pada penanganan COVID 19. “Pemuda milenial perlu ber inovasi untuk meningkatkan pendapatan lewat Bisnis UMKM dengan memanfaatkan media sosial berhubungan langsung dengan konsumen melalui online shop atau marketplace, bisa bekerja sama dengan mitra logistik UKM pihak ketiga sebagai lengan distribusi untuk mendekatkan produk ke konsumen”. Papar Doktor Ekonomi dan Bisnis Unram ini.
Sisi lain dunia pariwisata merupakan sektor penting utk diperhatikan sebagai yg berpotensi membuka akses lapangan kerja terhadap pemuda milenial, umumnya kepada angkatan kerja pengangguran yg tidak terserap lapangan kerja. Dalam hal ini Pakar Kreatif Pariwisata Indonesia Bang Taufan Rahmadi menjelaskan bahwa proses pemuda dalam berkarya itu harus melalui tahapan yg disebut “3i” yaitu “Idea”, “memastikan ide tidak berhenti hanya ditulisan atau dalam imajinasi semata, ide harus dikemas dalam bingkai kreatifitas yg mumpuni”. Yang kedua “Implementasi”, “ide yang sudah bagus harus diimplentasikan dan secara konsisten diperjuangkan”. Yang ketiga “Impact”, “disaat ide sudah diimplementasikan, pastikan memberikan manfaat secara luas di tengah masyarakat”. Jelas penulis Buku Protokol Destinasi ini.
Pak Mori Hanafi selaku Wakil Ketua DPRD NTB menjelaskan pandangannya melalui Screnn PDF bhw resesi merupakan periode penurunan ekonomi sementara dimana perdagangan dan aktivitas industri berkurang umumnya ditandai dengan penurunan PDB. Fakor penyebab resesi adalah produksi dan konsumsi tidak seimbang, pertumbuhan ekonomi lambat, inflasi dan deflasi tinggi, pengangguran tinggi, kepercayaan investor hilang. Dalam hal ini, pemuda milenial harus tampil dengan penuh energik, kreatif dan enovatif, juga berjiwa wirausaha dalam mendukung pembangunan ekonomi kerakyatan, suatu pola pembangunan utk menyelaraskan distribusi pendapatan dengan mendorong masyarakat menuju kesejahteraan. Dalam hal ini pemuda dan masyarakat umumnya harus bangga menggunakan produk produk lokal yg mampu bersaing, menunjang pertumbuhan ekonomi kerakyatan sehingga UMKM akan berkembang, membantu peningkatan ekonomi rakyat dan negara”.
Sisi lain, narasumber Iskandar Hamdiyah, MA selaku Ketua Pemuda Muhammadiyah menyatakan bahwa keberadaan pemuda milenial harus jelas di mata pemerintah utk diperhitungkan sehingga pemberdayaan pemuda tidak hanya berhenti sebatas teori pembangunan, tapi harus diakomudir dengan memperjelas apa dan bagaimana peran pemuda, berapa porsen tingkat pemberdayaan pemerintah terhadap pemuda melalui kebijakan anggaran dan program, “pemerintah tidak mesti memperhatikan pemuda dengan memberikan uang tunai, tapi harus memberdayakannya dengan membangun mitra kerjasama dan memberikan program real yg bisa dikembangkan oleh pemuda milenial sehingga bisa mandiri dan berkarya” papar Ketua DPD Pemuda Muhammadiyah Mataram ini dengan nada progresif.
Bertitik tolak dari tema diskusi, bang Abdul Rauf selaku Anggota DPRD NTB fokus berbicara pada pembangunan UMKM. Menurutnya “mengapa UMKM perlu dikembangkan karena berpotensi menghilangkan pengangguran sehingga pada akhirnya UMKM yg berkembang juga akan berkontribusi pada pertumbuhan ekonomi sekaligus peningkatan kesejahteraan masyarakat, terutama di NTB. Selanjutnya Anggota DPRD NTB Fraksi Demokrat ini menjelaskan bhw kendala yg dihadapi dalam pengembangan UMKM adalah berhubungan dengan kapasitas SDM dari para pelaku usaha UMKM. Para pelaku UMKM seringkali bermasalah dalam membuat inovasi produk dan pemanfaatan tekhnologi informasi utk memperluas jangkauan pemasaran bagi berbagai produk yg dihasilkan. Kelemahan yg paling mendasar adalah soal pola pikir, sistem tata kelola bisnis, dan etos kewirausahaan seperti kerja keras, suka tantangan, berani mengambil resiko. Jelasnya.
Pada saat yg sama Dosen Ekonomi Unram Bapak Dr. Abdul Azis Bagis menjelaskan pula bhw intrepreneur atau wirausaha adalah orang yang memiliki karakter yang mencerminkan sikap dan perilaku kreatif, inovatif dan keberanian mengambil resiko secara terukur Kreatif, siap dan mampu membuat ide yang baru dan Inovatif, mengembangkan ide tersebut menjadi karya yang bermanfaat, sekaligus dihargai oleh masyarakat (konsumen). “Pemuda milenial harus berani mengambil resiko secara terukur dan bertanggung jawab, bukan spekulasi”.
Narasumber lain Dr. Syamsuriansyah menyatakan bahwa untuk layak disebut milenial, paling tidak “kaum milenial harus memiliki 3 hal penting; 1. Menjadi Agent of change, 2. Menjadi Inovator, 3. Menjadi Promotor”. Demikianlah point penting paparan Dr. Syamsurianyah Direktur Politeknik Medica Farma Husada Mataram. Namun demikian narasumber Dr. Hermawan Saputra Pakar Kesehatan Masyarakat menyebutkan bahwa dengan Kondisi Pandemik Covid 19 kaum milenial paling tidak harus mempersiapkan bisnis dan inovasi kekiniaan dengan menguasai Ilmu komunikasi dan teknologi agar dapat menyesuaikan diri dengan permintaan di era revolusi Industri.
Pada kesempatan terakhir narasumber muda Al Farisi Thalib Staf Ahli Kemendagri menjelaskan bhw Pemuda itu punya dua fungsi, yaitu “Fungsi filosofis dan praktis”.
Pada fungsi filosofis, “pemuda adalah jembatan, yang menghubungkan sejarah dan masa depan. Sebagai jembatan pemuda harus kuat, tahan dari segala medan dan beban, struktur bangunannya haruslah tepat dan seimbang. Pemuda harus punya kecakapan menghitung peluang, mengatur keseimbangan, mengimajinasi masa depan, dan menarasikan sejarah”.
Pada fungsi praktis, pemuda harus menjadi pelita, memberi solusi pada setiap soal sosial, memberi optimisme pada keadaan bangsa, memberi kepastian pada karaguan penguasa, dan meluruskan jalannya pemerintahan. Pada fungsi praktis, dalam menghadapi pandemi covid 19 mengharuskan pemuda untuk terus bergerak, berkarya, berkreasi, berinovasi, mengikuti perkembangan teknologi dan memberi manfaat kepada masyarakat dengan cara masing-masing. Dengan bersinergi dan berkolaborasi pemuda dapat menjadi kekuatan besar untuk menciptakan perubahan besar, “walaupun dalam kondisi rebahan tetap bisa membuat perubahan, papar Direktur Eksekutif Indonesia Political Studies ini dalam closing statement.
Ketua DPP LBM WI Syamsul Hidayah, M.Kes dengan menyampaikan bahwa LBM WI siap menjadi solusi mitra kebangkitan ekonomi kerakyatan dan masa depan negara, ungkap menuntup wawancara. (By)