👉www.Cakrawalatv.com
BANDAR LAMPUNG,- Boleh jadi tidur para pemangku kepentingan di Lampung dalam satu dua hari ini kurang pulas, lantaran rencana kunjungan Presiden RI Joko Widodo (Jokowi). Pasalnya, ini bukan kunjungan untuk gunting pita peresmian proyek, tapi menggunting benang kusut masalah infrastruktur terutama jalan rusak berat, yang membuat nama Lampung viral menasional, setelah para netizen beramai-ramai mengunggah kondisi jalan di Lampung.
Menurut jadwal, Presiden akan berkunjung pada Rabu (3/5/2023) ke jantung utama kerusakan jalan yang menjadi kewenangan Pemerintah Provinsi Lampung yakni jalur
Seputih Banyak-Rumbia, Lampung Tengah. Inilah jalur yang selalu jadi momok di lintasan yang jadi backbone Jalan Tol Trans Sumatera menuju Jalan Lintas Pantai Timur sekaligus penghubung ke Jalan Lintas Tengah.
Sesungguhnya jalur ini, adalah urat nadi pertumbuhan ekonomi kawasan Lampung Tengah, Kota Metro, dan Lampung Tengah. Jalur ini menjadi andalan pusat pertumbuhan ekonomi kawasan Punggur, Kota Gajah, Seputih Raman, Rumbia, Seputih Banyak, Gaya Baru, Simpang Randu, hingga Bratasena (Lampung Tengah), dan Purbolinggo (Lampung Timur). Jalur ini mendukung distribusi logistik dan hasil pertanian seperti singkong, padi, dan jagung.
Tapi jalur ini tak pernah banar-benar mulus. Perbaikan dilakukan sporadis dengan menambal sana sini dengan perkerasan aspal dan perkerasan semen (rigid).
Ketika kondisi jalan ini viral di media sosial, semua pun dibuat kaget dan bereaksi keras. Salah satunya melalui unggahan TikToker Bima mahasiswa asal Lampung Timur yang kuliah di Australia lewat akun
@awbimaxreborn dengan judul ‘Alasan Kenapa Lampung Gak Maju-Maju’.
Inilah konten video yang membuat merah dan marah wajah para pemimpin di Lampung, hingga menyita perhatian publik karena TikToker Bima sempat dilaporkan ke Polda Lampung, meski kemudian proses hukumnya dihentikan oleh Polda Lampung. Keriuhan pun mewarnai jagad maya dengan munculnya sejumlah unggahan jalan rusak di Lampung.
Bahkan gaya hidup dan hedonisme para pejabat Lampung yang dinilai tak wajar ikut dikuliti para netizen. Semua itu, buntut kekecewaan atas buruknya hasil pembangunan yang dinilai berbanding terbalik dengan kekayaan para pejabat
Saya memaknai kunjungan Presiden Jokowi ini ke Lampung bukan sekedar merespon kekesalan masyarakat, tapi kesanggupan berendah hati di depan fakta. Inilah yang mahal dan langka sekarang.
Mengungkap fakta bukan perkara sulit sekarang. Di era disrupsi media yang menjadikan setiap orang adalah kantor berita, prosedun informasi dan fakta tak lagi dikuasai segelintir orang.
Maka yang dibutuhkan sekarang adalah bukan kemampuan ‘ngeles’ dan marah, dan mengancam pembuat konten, tapi berendah hati di depan fakta. Memberikan respon cepat atas keluhan masyarakat.
Membuat sistem operasional prosedur (SOP) quick respon atas keluhan masyarakat. Harus ada hitung-hitung pasti berapa jam respon diberikan dan tindakan dilakukan.
Terkait kerusakan jalan, sudah lama saya mendengar bakal ada fund road, semacam dana taktis perbaikan jalan yang siaga dipakai kapan saja untuk perbaikan darurat jalan rusak. Tapi hingga kini saya belum pernah melihat fund road itu berjalan atau memang sengaja dimatikan.
Punya sense of criris dengan berendah hati di depan fakta mutlak diperlukan di era ‘Maha benar netizen dengan segala kontennya’ ini. Melawan netizen sama dengan masuk kolam ikan piranha yang kelaparan.
Kunjungan Presiden Jokowi sekaligus mengajarkan bahwa negara hadir di tengah masyarakat dengan memberikan solusi. Negara berendah hati di depan fakta warganya. Ahlan wa sahlan Mr. President. (***)