MALANG, CakrawalaTv.com – Indonesia menghadapi krisis senyap dalam dunia kesehatan yaitu penyakit tidak menular (PTM) Kelompok Sindrom Metabolik seperti hipertensi, diabetes, dan jantung koroner terus meroket tanpa disadari. Di balik modernitas era industri 4.0, gaya hidup pasif, makanan instan, dan stres kronis perlahan mematikan. Hanya 23% masyarakat yang rutin melakukan pemeriksaan kesehatan. Sisanya menunggu sakit. Dan ketika sadar, seringkali sudah terlambat.
VitalSense : Deteksi Sindrom Metabolik Tanpa Tusuk Jarum.
Di tengah urgensi ini, lima mahasiswa lintas disiplin dari Universitas Brawijaya
menciptakan terobosan: VitalSense, alat monitoring vital tubuh non-invasif yang dapat mendeteksi sindrom metabolik secara real-time, tanpa perlu pengambilan darah atau alat medis rumit. Inovasi ini sukses membawa tim menjadi satu-satunya perwakilan UB yang lolos pendanaan nasional Program Kreativitas Mahasiswa Karya Inovatif
(PKM-KI) 2025, dari lebih dari 800 proposal se-Indonesia. hanya 37 yang lolos pendanaan .
VitalSense adalah alat pemantauan kesehatan non-invasif berbasis Internet of Things (IoT) yang dilengkapi sistem kecerdasan buatan berbasis Random Forest. Alat ini mampu membaca enam parameter vital tubuh tekanan darah, nadi, glukosa, kolesterol, suhu tubuh, dan saturasi oksigen secara bersamaan, tanpa perlu pengambilan darah. Informasi hasil pembacaan langsung diklasifikasikan dan ditampilkan secara real-time, lengkap dengan rekomendasi personal berdasarkan usia dan kondisi tubuh pengguna.
“VitalSense memahami tubuh Anda secara personal, Selama ini kita hanya bergerak saat penyakit sudah parah. Kami ingin masyarakat bisa mendeteksi lebih awal, tanpa takut jarum atau biaya mahal,” ujar Mochammad Saiful Anwar, mahasiswa Berprestasi 2 Universitas Brawijaya yang menjadi inisiator ide sekaligus otak konseptual alat ini.
Ketua tim, Ferdy Sofyana Tri Putra dari Fakultas Teknik, menegaskan bahwa integrasi teknologi ini merupakan gebrakan dalam dunia pemantauan kesehatan di Indonesia.
“Dalam satu alat, kami padukan fungsi tensimeter, termometer, oksimeter, dan glukometer, tanpa menyentuh kulit. Alat ini bisa digunakan siapa saja, bahkan di
rumah,” jelasnya.
“Dengan pendekatan berbasis data dan machine learning, alat ini tidak hanya membaca data, tetapi juga memahami risiko, memprediksi perubahan kondisi, dan mengirimkan peringatan dini melalui aplikasi dan WhatsApp Bot.” Tambah Muhammad Zaidan Wajdi dari Fakultas Teknik.
Lebih dari sekadar alat, VitalSense dirancang untuk membebaskan sistem kesehatan dari ketergantungan terhadap metode konvensional yang lambat, mahal, dan menakutkan bagi banyak orang. Dengan pendekatan personalisasi, alat ini menyesuaikan interpretasi data berdasarkan usia dan riwayat pengguna, meningkatkan akurasi dan relevansi hasil.
Dalam pengujian awal terhadap puluhan pengguna, alat ini menunjukkan tingkat
akurasi lebih dari 98% dalam mengklasifikasikan status kesehatan, dan mendapatkan respons positif atas kenyamanan serta kemudahan penggunaannya. Tak hanya itu, fitur
personalisasi dan alert otomatis pada alat ini menjadikannya sebagai teknologi pemantauan vital tubuh berbasis AI paling adaptif dan terjangkau yang pernah dikembangkan oleh mahasiswa di Indonesia.
“VitalSense bukan sekadar alat. Hal ini adalah adalah bentuk perlawanan terhadap budaya ‘cuek’ terhadap kesehatan,” tegas Gabriella Irwana, mahasiswa Fakultas Kedokteran yang terlibat dalam validasi klinis alat.
Di bawah bimbingan dosen lintas bidang seperti Ir. Nurussa’adah, M.T. (Teknik), Dr. dr. Ristiawan Muji Laksono, Sp.An-TI., Subsp.M.N.(K), FIPP (Kedokteran), dr. Rachmad Sarwo Bekti, M.Med.Ed. (Kedokteran), Ns. Elvira Sari Dewi, S.Kep., M.Biomed. (Keperawatan), Dr.Ns. Heri Kristianto, MKep, Sp.Kep. MB, (Keperawatan) dan Ns. Endah Panca L.F., S.Kep., M.Kep., Sp.Kep.MB (Keperawatan), tim ini berhasil memadukan teori, teknologi, dan kebutuhan masyarakat menjadi satu sistem yang visioner dan aplikatif.
VitalSense bukan sekadar karya inovatif, tetapi simbol dari semangat mahasiswa untuk menjawab tantangan kesehatan global dengan pendekatan lokal yang cerdas. Ditengah meningkatnya kasus penyakit tidak menular dan rendahnya akses pemeriksaan berkala.
“VitalSense hadir membawa satu pesan kuat: masa depan kesehatan bukan hanya untuk disembuhkan tapi untuk dicegah sejak dini.” Tutup Anas Asyraf Anggota dari Teknik Elektro.
(Karya-CTv)